Defenisi dari Land Clearing adalah kegiatan pembukaan dan pengolahan lahan sampai dengan lahan tersebut siap ditanami kelapa sawit
Kegiatan Land clearing ini dilakukan bertujuan menyiapkan areal siap tanam untuk menunjang pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan memudahkan dalam pengelolaan kebun pada saatnya nanti.. Jenis LC sendiri ada dua macam yaitu LC Chemist yang kegiatannya antara lain Selektif Imas Tumbang, Sheet Spraying, Spot Spraying, Pembuatan Teras, kemudaian jenis LC yang kedua adalah LC Mekanis dimana kegiatannya meliputi Imas, Tumbang, Rumpuk/Perum, Pembuatan Teras, Pembuatan Jalan dan Jembatan.
Mari kita bahas satu persatu mangsud dari kegiatan-kegiatan tersebut diatas, kalau ada yang kurang benar, mohon dikoreksi ya, masalahnya pada jaman dahulu kala, pada saat saya menulis dalam buku harian saya itu dilakukan sambil jalan-jalan di areal, jadi banyak tulisan yang nggak kebaca, makanya sampai pusing sendiri dalam meng-eja kalimat-kalimatnya, eeeeh koq malah curhat sich, udah ah… jadi gini penjelasannya :
1. IMAS
Istilah ”Imas” sendiri berdasar dari istilah yang sudah baku dalam bidang perkebunan, saya sendiri ga tau tuh dari mana asal istilah tersebut, bisa jadi dari istilah asing, bahasa sanskerta, bahasa medan atau bisa jadi pada saat orang pertama dulu ditanya sama orang Belanda pake bahasa Belanda tentunya, kemudian pada saat mau menjawab dia tersandung kayu, pada saat jatuh dia digigit sama lintah dan kaget lalu menjerit “Iiiih…Maaas, ada lintah….” Kemudian orang belanda itu menyangka bahwa pekerjaan yang akan dilakukan adalah bernama Imas, ah terserahlah yang jelas maksud dari imas adalah memotong kayu-kayu kecil ( dengan diameter < 15 cm ),
Tujuan Imas adalah memberikan jalan kepada pekerja yang akan melakukan pekerjaan tumbang
Jadi sebelum pekerjaan Tumbang dilakukan, harus ada yang masuk hutan dulu untuk merintis jalan bagi pekerja berikutnya, so perlengkapannya kudu bener2 komplit, kompas biar ga nyasar, GPS, parang panjang, sepatu safety, perbekalan makanan yang cukup biar ga mati kelaparan, air minum yang banyak, kalau terpaksa kehabisan air dihutan, bisa motong akar pohon besar yang menjulur disana-sini, raincoat atawa mantel siapa tau hujan, jangan lupa obat anti nyamuk semacam autan, lavenda, soffel dan lain-lain, ini penting soale nyamuk-nyamuk di hutan sana tuh beda sama nyamuk dikota, ganas dan besar-besar, dijamin dech celana Jeans Merk Lea atau Levi’s tembus digigit nyamuk hutan...., naah standar pemotongan kayu-kayu kecil dengan diameter <15cm harus ditebang habis-habisan tidak boleh tersisa dan bekas tebangannya harus mepet dengan permukaan tanah (maksimal 20cm).
2. TUMBANG
Setelah kita merintis jalan dengan pekerjaan Imas, selanjutnya melakukan pekerjaan Tumbang. Istilah Tumban ini sendiri mungkin karena perkerjaannya menumbangkan pohon, maka disebut dengan Tumbang, maksud dari pekerjaan ini adalah penebangan kayu yang berukuran besar ( dengan diameter > 15 cm )
Standar pekerjaan ini adalah :
- Semua kayu harus ditumbang ( tidak boleh ada pohon kayu yang masih tegak )
- Bebas tebangan maksimum adalah 125 cm dari permukaan tanah
- Dilakukan setelah imas selesai.
3. RUMPUK
Rumpuk berarti merencek (memotong) kayu-kayu yang sudah ditumbang dan mengumpulkannya pada gawangan mati, untuk jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini, tempat merumpuk kayu disebut gawangan mati karena gawangan ini tidak bisa dilewati oleh pekerja, dalam kamus keseharian di perkebunan ada yang menyebutnya pasar mati sedangkan gawangan hidup atau ada juga yang menyebutnya pasar pikul adalah gawangan yang bisa dilewati dan tempat dimana kita akan menanam bibit kelapa sawit nantinya
4. PEMBUATAN TERAS
Ternyata istilah Teras tidak terbatas pada bangunan rumah saja atau pejabat eselon pemerintahan, tetapi istilah teras ini juga ditemukan dalam bidang perkebunan kelapa sawit, ditilik dari namanya saja sudah kebayang kan kalau teras disini berarti tempat dudukan tanaman kelapa sawit yang dibuat pada areal berbukit, bentuknya menyerupai teras rumah, agak menjorok keluar gitu…
Tujuan :
Antara lain agar tanaman mempunyai ruang tempat tumbuh yang baik mengurangi erosi tanah, mempermudan dan meningkatkan efektivitas rawat tanaman dan panen
Jenis Teras :
- Teras Individu / Tapak Kuda ( flatform )
- Teras Bersambung / Teras Kontur ( kontinyu )
Pekerjaan pembuatan teras, baik Tapak Kuda maupun Teras Kontur dapat dilakukan dengan manual ataupun mekanis
Standar pembuatan teras :
- Dibuat bila areal berbukit dengan kemiringan > 5 derajat
- Ukuran Tapak Kuda 4 x 3,5 cm
- Lantai Tapak Kuda harus rata dan sedikit miring kedalam
Gambar Tapak Kuda :
A. Tampak dari Samping
B. Tampak dari Atas
5. PEMBUATAN INFRASTRUKTUR
Pembuatan infrastruktur ( Jalan dan Jembatan ), merupakan prasarana untuk memudahkan penanaman terutama dalam pengangkutan bibit, alat-alat dan tenaga kerja serta pengawasan pekerjaan di lapangan
Standar :
Panjang jalan minimal 40 m per Ha
Jalan Utama ( Main Road ) lebar minimal 8 m, panjang jalan 5% dari total panjang jalan
Jalan Transport ( Transport Road ) lebar minimal 6 m, panjang jalan 25% dari total panjang jalan
Jalan Pengumpul ( Collecting Road ) lebar minimal 4 m, panjang jalan 70% dari total panjang jalan
Setiap sungai / parit harus dipasang jembatan / gorong-gorong
Jalan harus sudah dibuat sebelum penanaman
Jadi begitulah jalan cerita dari pekerjaan Land Clearing, kalau ada teman yang kurang setuju, atau punya pendapat lain silahkan layangkan kritiknya biar diperbaiki dimana kekurangannnya….. kayakuwe mbok……
Kegiatan Land clearing ini dilakukan bertujuan menyiapkan areal siap tanam untuk menunjang pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan memudahkan dalam pengelolaan kebun pada saatnya nanti.. Jenis LC sendiri ada dua macam yaitu LC Chemist yang kegiatannya antara lain Selektif Imas Tumbang, Sheet Spraying, Spot Spraying, Pembuatan Teras, kemudaian jenis LC yang kedua adalah LC Mekanis dimana kegiatannya meliputi Imas, Tumbang, Rumpuk/Perum, Pembuatan Teras, Pembuatan Jalan dan Jembatan.
Mari kita bahas satu persatu mangsud dari kegiatan-kegiatan tersebut diatas, kalau ada yang kurang benar, mohon dikoreksi ya, masalahnya pada jaman dahulu kala, pada saat saya menulis dalam buku harian saya itu dilakukan sambil jalan-jalan di areal, jadi banyak tulisan yang nggak kebaca, makanya sampai pusing sendiri dalam meng-eja kalimat-kalimatnya, eeeeh koq malah curhat sich, udah ah… jadi gini penjelasannya :
1. IMAS
Istilah ”Imas” sendiri berdasar dari istilah yang sudah baku dalam bidang perkebunan, saya sendiri ga tau tuh dari mana asal istilah tersebut, bisa jadi dari istilah asing, bahasa sanskerta, bahasa medan atau bisa jadi pada saat orang pertama dulu ditanya sama orang Belanda pake bahasa Belanda tentunya, kemudian pada saat mau menjawab dia tersandung kayu, pada saat jatuh dia digigit sama lintah dan kaget lalu menjerit “Iiiih…Maaas, ada lintah….” Kemudian orang belanda itu menyangka bahwa pekerjaan yang akan dilakukan adalah bernama Imas, ah terserahlah yang jelas maksud dari imas adalah memotong kayu-kayu kecil ( dengan diameter < 15 cm ),
Tujuan Imas adalah memberikan jalan kepada pekerja yang akan melakukan pekerjaan tumbang
Jadi sebelum pekerjaan Tumbang dilakukan, harus ada yang masuk hutan dulu untuk merintis jalan bagi pekerja berikutnya, so perlengkapannya kudu bener2 komplit, kompas biar ga nyasar, GPS, parang panjang, sepatu safety, perbekalan makanan yang cukup biar ga mati kelaparan, air minum yang banyak, kalau terpaksa kehabisan air dihutan, bisa motong akar pohon besar yang menjulur disana-sini, raincoat atawa mantel siapa tau hujan, jangan lupa obat anti nyamuk semacam autan, lavenda, soffel dan lain-lain, ini penting soale nyamuk-nyamuk di hutan sana tuh beda sama nyamuk dikota, ganas dan besar-besar, dijamin dech celana Jeans Merk Lea atau Levi’s tembus digigit nyamuk hutan...., naah standar pemotongan kayu-kayu kecil dengan diameter <15cm harus ditebang habis-habisan tidak boleh tersisa dan bekas tebangannya harus mepet dengan permukaan tanah (maksimal 20cm).
2. TUMBANG
Setelah kita merintis jalan dengan pekerjaan Imas, selanjutnya melakukan pekerjaan Tumbang. Istilah Tumban ini sendiri mungkin karena perkerjaannya menumbangkan pohon, maka disebut dengan Tumbang, maksud dari pekerjaan ini adalah penebangan kayu yang berukuran besar ( dengan diameter > 15 cm )
Standar pekerjaan ini adalah :
- Semua kayu harus ditumbang ( tidak boleh ada pohon kayu yang masih tegak )
- Bebas tebangan maksimum adalah 125 cm dari permukaan tanah
- Dilakukan setelah imas selesai.
3. RUMPUK
Rumpuk berarti merencek (memotong) kayu-kayu yang sudah ditumbang dan mengumpulkannya pada gawangan mati, untuk jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini, tempat merumpuk kayu disebut gawangan mati karena gawangan ini tidak bisa dilewati oleh pekerja, dalam kamus keseharian di perkebunan ada yang menyebutnya pasar mati sedangkan gawangan hidup atau ada juga yang menyebutnya pasar pikul adalah gawangan yang bisa dilewati dan tempat dimana kita akan menanam bibit kelapa sawit nantinya
4. PEMBUATAN TERAS
Ternyata istilah Teras tidak terbatas pada bangunan rumah saja atau pejabat eselon pemerintahan, tetapi istilah teras ini juga ditemukan dalam bidang perkebunan kelapa sawit, ditilik dari namanya saja sudah kebayang kan kalau teras disini berarti tempat dudukan tanaman kelapa sawit yang dibuat pada areal berbukit, bentuknya menyerupai teras rumah, agak menjorok keluar gitu…
Tujuan :
Antara lain agar tanaman mempunyai ruang tempat tumbuh yang baik mengurangi erosi tanah, mempermudan dan meningkatkan efektivitas rawat tanaman dan panen
Jenis Teras :
- Teras Individu / Tapak Kuda ( flatform )
- Teras Bersambung / Teras Kontur ( kontinyu )
Pekerjaan pembuatan teras, baik Tapak Kuda maupun Teras Kontur dapat dilakukan dengan manual ataupun mekanis
Standar pembuatan teras :
- Dibuat bila areal berbukit dengan kemiringan > 5 derajat
- Ukuran Tapak Kuda 4 x 3,5 cm
- Lantai Tapak Kuda harus rata dan sedikit miring kedalam
Gambar Tapak Kuda :
A. Tampak dari Samping
B. Tampak dari Atas
5. PEMBUATAN INFRASTRUKTUR
Pembuatan infrastruktur ( Jalan dan Jembatan ), merupakan prasarana untuk memudahkan penanaman terutama dalam pengangkutan bibit, alat-alat dan tenaga kerja serta pengawasan pekerjaan di lapangan
Standar :
Panjang jalan minimal 40 m per Ha
Jalan Utama ( Main Road ) lebar minimal 8 m, panjang jalan 5% dari total panjang jalan
Jalan Transport ( Transport Road ) lebar minimal 6 m, panjang jalan 25% dari total panjang jalan
Jalan Pengumpul ( Collecting Road ) lebar minimal 4 m, panjang jalan 70% dari total panjang jalan
Setiap sungai / parit harus dipasang jembatan / gorong-gorong
Jalan harus sudah dibuat sebelum penanaman
Jadi begitulah jalan cerita dari pekerjaan Land Clearing, kalau ada teman yang kurang setuju, atau punya pendapat lain silahkan layangkan kritiknya biar diperbaiki dimana kekurangannnya….. kayakuwe mbok……